QMB.21 - USHUL JAMI'AH PADA AL-IBTIDA'

المدخل الثاني : الأصول الجامعة للابتداع

Bagian kedua: Asas-asas Umum dalam Al-Ibtida'
- Bagian pertama di sini -

وهي ثلاثة أصول:

الأصل الأول: التقرب إلى الله بما لم يشرع.
الأصل الثاني: الخروج على نظام الدين.
الأصل الثالث: الذرائع المفضية إلى البدعة.

Ada tiga asas dasar:

1. Asas Pertama: Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang tidak diizinkan dalam syariat.
2. Asas Kedua: Melanggar tata aturan agama.
3. Asas Ketiga: Menggunakan jalan-jalan yang mengarah kepada perbuatan bid'ah. 

Note: [asas] Arti asas di KBBI adalah: dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat)

توطئة:

لما كانت قواعد معرفة البدع تجمعها أصول ثلاثة اقتضى ذلك الإشارة إلى هذه الأصول قبل الشروع في بيان القواعد . فأقول ومن الله أستمد الإعانة والتوفيق: قد علم مما تقدم في حد البدعة أن المعنى الكلي للابتداع هوالإحداث في الدين. 

ولفظ الدين يشمل جانبين: 

الجانب الأول: التقرب إلى الله بما شرعه سبحانه من الدين . 

والجانب الثاني: الانقياد لدين الله بالخضوع .

Pendahuluan:

Karena prinsip-prinsip untuk memahami bid'ah dapat dikelompokkan menjadi tiga prinsip, maka diperlukan penjelasan terkait prinsip-prinsip ini sebelum kita memulai pembahasan mengenai aturan-aturan. Saya ingin menyatakan, dengan pertolongan dan petunjuk dari Allah, bahwa dari apa yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai batasan bid'ah, makna umum dari al-ibtida' adalah membuat hal-hal yang baru dalam agama. 

Adapun Istilah "agama" di sini meliputi dua aspek:

Aspek pertama: Mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan apa yang telah diwajibkan oleh-Nya dalam agama. 

Dan aspek kedua: Tunduk dan patuh kepada agama Allah dengan penuh ketaatan.

هذ ما دل عليه حديث عائشة رضي الله عنها: (من أحدث في أمرنا هذا) ؛ إذ المراد بأمره ها هنا: دينه وشرعه . وقد ورد في بعض ألفاظ هذ الحديث: من أحدث في ديننا ما ليس فيه فهو رد . والمراد بالدين: دين الإسلام، وهو حكم ا لله وشرعه، والانقياد لشريعته بالطاعة، قال تعالى: إن الدين عندلله الإسلامي. يقال: دنتهم فدانوا: أي قهرتهم فأطاعوا.

Ini adalah yang disebutkan dalam hadis Aisyah radhiyallahu 'anha: "Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini..." Di sini, yang dimaksud dengan "urusan agama" adalah agama dan hukum Islam. Hadis ini juga ada dalam beberapa varian kata, seperti "Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam agama kami yang tidak ada padanya, maka itu akan ditolak." Yang dimaksud dengan "agama" adalah agama Islam, yang mencakup hukum-hukum Allah dan syariat-Nya, serta ketaatan terhadap syariat-Nya. Allah berfirman dalam Al-Quran: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam." Kata "danathum fadanu" artinya memaksa mereka sehingga mereka tunduk, yang berarti mengalahkan mereka sehingga mereka patuh.

من هنا يعلم أن الإحداث في الدين يحصل بواحد من أصلين:

Dari sini kita dapat mengetahui bahwa al-ihdats (mengada-adakan hal baru) dalam agama dapat terjadi melalui salah satu dari dua prinsip dasar:

الأصل الأول: التقرب إلى الله بما لم يشرع. ذلك أن القاعدة المطردة في هذا الدين أن التقرب إلى الله لا يكون إلا بفعل ما شرعه الله ورسوله من العبادة، فمن تعبد لله بشيء لم يشرعه الله ولا رسوله فقد ابتدع.

Prinsip pertama: Mendekatkan diri kepada Allah dengan apa yang tidak disyariatkan.

Hal ini karena prinsip yang mendasar dalam agama ini adalah bahwa cara untuk mendekatkan diri kepada Allah hanya dapat dilakukan melalui pelaksanaan ibadah sesuai dengan yang telah disyariatkan  oleh Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, siapa pun yang beribadah kepada Allah dengan menggunakan sesuatu yang tidak diizinkan oleh Allah atau Rasul-Nya, maka dia telah melakukan bid'ah.

والأصل الثاني: الخروج على نظام الدين. ذلك أن القاعدة المطردة في هذا الدين هي وجوب الرجوع إلى هذه الشريعة، والانقياد إلى أحكامها بالخضوع والطاعة، فمن أعطى غير شريعة الإسلام حق الانقياد والطاعة فقد ابتدع. فهذا أصلان جامعان للابتداع.

Prinsip kedua: Melanggar tata aturan agama.

Hal ini karena prinsip yang mendasar dalam agama ini adalah kewajiban untuk merujuk pada syariat ini dan tunduk pada hukum-hukumnya dengan penuh ketaatan. Siapa saja yang memberikan hak untuk tunduk dan patuh kepada hukum yang bukan bagian dari syariat Islam telah melakukan bid'ah. Oleh karena itu, dua prinsip ini secara bersama-sama membentuk dasar-dasar al-ibtida'.

ويلحق بهذين الأصلين أصل ثالث، وهو: الذرائع المفضية إلى البدعة. ذلك أن الإحداث في الدين كما يقع ابتداء فقد يقع مآلا، وذلك بفعل أمر لا إحداث فيه البتة: لا من جهة التقرب إلى الله بما لم يشرع، ولا من جهة الخروج على نظام الدين، لكن الإحداث في الدين وقع بفعل هذا الأمر في ثاني الحال؛ لكونه يفضي في المآل إلى الإحداث، فأعطيت الذرائع المؤدية إلى البدعة حكم البدعة.

Dan bersama dengan dua prinsip ini, ada prinsip ketiga, yaitu: "Ad-Dzara'i' al-Mufadhiah ila al-Bid'ah," yaitu "perantara-perantara yang mengarah kepada bid'ah." Hal ini karena bid'ah dalam agama, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bisa dimulai dari suatu perbuatan yang awalnya bukan bid'ah sama sekali. Ini tidak terkait dengan niat mendekatkan diri kepada Allah dengan apa yang tidak disyariatkan, juga bukan tentang melanggar tata aturan agama. Namun, bid'ah dalam agama bisa dimulai melalui perbuatan ini dalam konteks yang kedua, karena perbuatan ini pada akhirnya mengarah kepada bid'ah  tersebut. Oleh karena itu, perantara-perantara yang mengarah kepada bid'ah diberi hukum bid'ah dalam agama Islam.

وقد أشار إلى هذا الأصل رواية: (من عمل عملا) التي تدل على أن الابتداع قد يحصل ممن قام بالإحداث وابتدأه، وقد يحصل ممن كان تابعا فيه غيره من غير إحداث منه ولا قصد.

Ada riwayat yang menunjukkan prinsip ini, yaitu riwayat yang menyebutkan: "Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan." Riwayat ini menunjukkan bahwa bid'ah dapat terjadi baik dari orang yang secara aktif memulainya dan mengadakannya, maupun dari seseorang yang mengikutinya tanpa mengadakannya atau tanpa niat khusus untuk membuat bid'ah.

فهذه ثلاثة أصول جامعة:
(أ) التقرب إلى الله بما لم يشرع.
(ب) الخروج على نظام الدين .
(ج) الذرائع المفضية إلى البدعة .

وإليك فيما يأتي مزيد بيان لهذه الأصول الثلاثة:

Inilah tiga prinsip umum:

(A) Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang tidak disyariatkan.
(B) Melanggar tata aturan agama.
(C) Perantara yang mengarah kepada bid'ah.

Berikutnya, akan ada penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga prinsip ini: