المسألة الثامنة: خصائص البدعة
بنظرة فاحصة في القيود الثلاثة الواردة في المعنى الشرعي للبدعة يمكننا
استخراج سمات البدعة وخصائصها، تلك الخصائص التي تفترق بها البدعة عما
يشتبه بها ويقترب منها . وهي أربع خصائص:
Masalah Kedelapan: Karakteristik Bid'ah
Dengan melihat secara cermat pada tiga batasan yang terdapat dalam
pengertian syar'i dari bid'ah, kita dapat mengekstraksi ciri-ciri dan
karakteristik bid'ah, yang membedakan bid'ah dari hal-hal yang disangsikan
atau disalahartikan sebagai bid'ah. Ada empat karakteristik:
الأولى: أنه لا يوجد في النهي عن البدعة غالبا دليل خاص
وإنما يستدل على النهي عنها والمنع منها بالدليل الكلي العام .
Karakteristik pertama: Bahwa dalam larangan terhadap bid'ah, seringkali tidak
ada dalil khusus yang menyertainya, namun pengharamannya didasarkan pada dalil
umum yang mencakupnya.
الثانية: أن البدعة لا تكون إلا مناقضة لمقاصد الشريعة، هادمة لها، وهذا هو
الدليل الكلي على ذمها وبطلانها، ولأجل ذلك وصفت في
الحديث بأنها ضلالة .
Karakteristik kedua: Bahwa bid'ah hanya muncul
sebagai benturan dengan tujuan-tujuan syariat, dan merusaknya. Inilah yang
menjadi dalil umum untuk mengutuknya dan menyatakan kebatilannya, dan karena
itulah bid'ah disebut sebagai kesesatan dalam hadis.
الثالثة: أن البدعة في الغالب - إنما تكون بفعل أمور لم تعرف في عهده رلا
في عهد صحابته . قال ابن الخوزي: "البدعة: عبارة عن فعل لم يكن؛ فأبتدع . ولذا
سميت البدعة بدعة؛ فإن البدعة في اللغة: الشيء الذي أحدث على غير مثال سواء كان
محمودا أو مذموما، ومن هذا الوجه أطلق بعض السلف لفظ البدعة على كل أمر محمودا
كان أو مذموما- لم بحدث في عهده ، كما ورد ذلك عن الإمام الشافعي .
Karakteristik ketiga: Bid'ah pada umumnya terjadi karena melakukan hal-hal
yang tidak ada pada masa Nabi atau para sahabatnya. Ibnul Jawzi berkata:
"Bid'ah adalah perbuatan yang tidak ada sebelumnya; kemudian muncul. Dan
itulah sebabnya disebut sebagai bid'ah, karena bid'ah secara bahasa adalah
sesuatu yang dibuat baru tanpa contoh sebelumnya, baik itu dipuji atau
dipersalahkan. Dari sudut pandang ini, beberapa salaf menggunakan istilah
bid'ah untuk merujuk kepada setiap perbuatan yang dipuji atau dipersalahkan
yang tidak ada pada masa nabi, seperti yang disampaikan oleh Imam
Asy-Syafi'i."
الرابعة: أن البدعة مشابهة ولابد للأمور الشرعية ملتبسة بها .
Karakteristik keempat: Bid'ah memiliki kesamaan dan seringkali sulit
dibedakan dari hal-hal yang berhubungan dengan hukum syariat yang sahih.
Note: Dalam konteks ini, hal-hal baru yang dimasukkan ke dalam agama
(bid'ah) dapat menyerupai praktik-praktik yang benar dalam agama (sunnah),
sehingga orang awam bisa terkecoh dan sulit membedakannya. Oleh karena
itu, penting bagi umat Islam untuk selalu merujuk kepada dalil-dalil
syariat yang sahih dan memahami ajaran agama dengan benar agar tidak
terjebak dalam perbuatan bid'ah.