وإليك فيما يأتي ما يقرر هذه القيود الخلاثة من كلام أهل العلم:
قال ابن رجب: فكل من أحدث شيئا ونسبه إلى الدين، ولم يكن له أصل من الدين يرجع إليه؛ فهو ضلالة، والدين منه بريء.
Dan berikut ini, apa yang akan disampaikan adalah penjelasan tentang tiga batasan ini menurut perkataan para ulama.
Ibnu Rajab berkata: Setiap orang yang memperkenalkan sesuatu yang baru dan mengaitkannya dengan agama, padahal tidak memiliki dasar agama yang dapat dikembalikan kepadanya, maka itu adalah kesesatan, dan agama tidak memiliki keterkaitan dengannya.
وقال أيضا: والمراد بالبدعة: ما أحدث مما لا أصل له في الشريعة يدل عليه، فأما ما كان له أصل من الشرع يدل عليه فليس ببدعة شرعا، وإن كان بدعة لغة .
Ibnu Rajab juga berkata: Yang dimaksud dengan bid'ah adalah sesuatu yang baru yang tidak memiliki dasar dalam syariat yang mengindikasikannya. Adapun yang memiliki dasar dalam syariat yang mengindikasikannya, maka itu bukanlah bid'ah secara syar'i, meskipun bisa dikategorikan sebagai bid'ah secara bahasa.
وقال أيض: وهذا الحديث [يعيي حديث من أحدث في أمرنا هذا ماليس منه فهو رد] معدود من أصول الإسلام وقاعدة من قواعده؛ فإن من اخترع في الدين مالايشهد له أصل من أصوله فلا يلتفت إليه.
Ibnu Hajar berkata: Yang dimaksud dengan perkataannya, "Setiap bid'ah adalah kesesatan" adalah apa pun yang diperkenalkan tanpa ada bukti syar'i yang khusus maupun umum."
Ibnu Hajar juga berkata: Hadis ini [yakni hadits "Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami yang tidak ada dasarnya, maka dia tertolak] merupakan hadits yang terhitung sebagai prinsip pokok dan kaidah dasar agama Islam. Sebab, barangsiapa yang menciptakan sesuatu dalam agama yang tidak memiliki dasar dari dasar-dasar agama, maka tidak perlu memperhatikannya."
التعريف الشرعي للبدعة:
يمكننا مما سبق تحديد معنى البدعة في الشرع بأنها ما جمعت القيود الثلاثة المتقدمة، ولعل التعريف الجامع لهذه القيود أن يقال: البدعة هي: "ما أحدث في دين ، وليس له أصل عام ولا خاص يدل عليه" .
أو بعبارة أوجز: "ما أحدث في الدين من غير دليل" .
Definisi syar'i untuk bid'ah:
Berdasarkan apa yang telah disebutkan sebelumnya, kita dapat mendefinisikan bid'ah dalam syariat sebagai sesuatu yang memenuhi ketiga batasan sebelumnya. Mungkin definisi yang komprehensif dari ketiga batasan ini adalah: "Bid'ah adalah apa yang diperkenalkan dalam agama, tidak memiliki dasar baik secara umum maupun khusus yang mengindikasikannya."
Atau dengan kata-kata yang lebih singkat: "Sesuatu yang baru dalam agama tanpa adanya bukti."
-----
Catatan : jika disebutkan istilah yang diterjemahkan di sini dengan "bukti atau dalil atau dasar dalam agama" maka yang dimaksud adalah sumber hukum dalam Islam, yaitu Al-Quran, As-Sunnah, Ijma' dan Qiyas yang shahih.